Kamis, 23 Mei 2013

Betulkah Dirimu Paling Hebat

Suatu sore sehabis `asar angkringan Lek Klimin lumayan ramai. Ada yang merokok sambil ngopi, ngemil gorengan sambil menikmati teh jahe racikan khas mr. Klimin, hingga ada yang telat makan dan menghabiskan nasi 3 bungkus plus nyruput es teh.

Di tempat kehormatan Lek Klimin, yakni di dekat ceret, mas Robert dan Kang Santo asyik menunggu petuah Lek Klimin. Maklum, di mata kedua anak kost langganan plus (plus ngutang maksudnya) Lek Klimin sudah dianggap guru spiritual gratis bagi mereka. Mungkin daripada eyang Subur yang taripnya "sak hohah".

Robert:"Lek. Sampean itu pantasnya tinggal pakai peci, baju koko dan sorban sudah pantas kok menjadi ustadz."

Santo:"Iya lo Lek, ngasih pengajian, diantar jemput pakai mobil, dicium tanganmu, dan itu lo Lek, amplope,,jadi gak usah buka angkringan lagi."

Klimin:"Terus yang mau melayani ngobrol, gojek, wedangan, makan sore sampean2 kui sopo?"

Robert:"Iya ya Lek.Ngutang makan aku kemana yo Lik? Sudah Lek, mana bonusnya, ngaji gratis?"

Klimin:"Saya cuma mau berbagi cerita;

Konon dulu ada seorang santri yang sangat alim dan pandai. Sehari-hari dia jadi korek (asisten) pak kyai untuk ngajari para santri. Hingga suatu saat dia minta izin pada pak Kyai untuk pulang dan mengajar di Masjid Kampungnya. Sang Kyai mengijinkan, tapi dengan satu syarat, Kang santri mesti menghadirkan makhluk Allah yang paling hina di muka bumi ini. Kang santri menyanggupinya sebagai rasa tawadlu` ( penghormatan ) pada kyai. Ia minta izin tidak mengajar dulu dan minta waktu tujuh hari untuk berusaha mencari.

Kang santri mulai menyusuri lorong kota sehingga sampailah ia di lokalisasi. Diajaknya seorang pelacur, karena dalam bayangannya pelacur adalah manusia yang paling hina. Ia berzina, merusak keharmonisan rumah tangga, bahkan menularkan penyakit kelamin. Pas lewat di dekat wc umum kang santri terkesiap. Ia ingat akan cerita dalam suatu kisah bahwa zaman dahulu ada seorang pelacur yang diberi hak masuk syurga karena ia memberi minum seekor anjing yang sangat kehausan. Akhirnya si pelacur tidak jadi diajak sowan Pak Kyai.

Hari berikutnya kang santri melihat seorang pemuda yang dipukuli masa karena mencuri. Kang santri bergumam; inilah manusia terhina, malas kerja tapi mencuri dan merugikan orang banyak. Setelah pemuda itu babak bundas dipukuli banyak orang, lalu diajaknya dia untuk sowan pada Pak Kyai bersama Kang Santri. Tapi lagi-lagi kang Santri terkesiap ;" la kalau nanti ia bertaubat, dan taubatnya diterima Allah, berarti ia tidak hina di hadapan Allah, malah jangan-jangan aku lebih hina darinya akibat kesombonganku menurut Allah. Lalu dinasehatinya pencuri tadi dan tidak jadi disowankan ke Pak Kyai.

Hari berikutnya Kang Santri bertemu anjing kurap dan kudisan di emperan toko sedang meringkik-ringkik. Aha inilah dia. Tapi segera ia ingat "jangan-jangan anjing ini meringkik karena membaca tasbih pada Allah, bukankah anjing ashabulkahfi juga masuk syurga, lantas aku ini siapa"

Dengan lesu Kang santri pulang dan sowan pak Kyai. Dia menyatakan gagal mencari makhluk Allah yang lebih hina dibanding Kang Santri, dan rela untuk membantu pak Kyai saja. Mendengar penuturan Kang Santri, Pak Kyai menjadi terharu dan bersyukur bahwa kang santri sudah mampu menata hatinya dari rasa sombong dan diapun mendapat ijazah dari pak Kyai untuk mengajar di Masjid kampungnya."

Jadi, mas Robert dan Mas Santo, Klimin itu ya maqomnya dodol angkringan saja..

Robert dan Santo hanya manggut-manggut dan mlongo.